Sabtu, 14 Oktober 2017

Peribahasa Indonesia

Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang: Bila sedang berhadapan bermulut manis, tetapi bila berbelakang lain perkataannya.
Ada asap ada api
Artinya:
  1. Beberapa hal di dunia ini amat sulit atau bahkan mustahil disembunyikan.
  2. Jikalau sesuatu perkara dibicara oleh ramai orang, pastinya ada kebenarannya.
  3. Segala sesuatu pasti ada penyebabnya

Ada bunga ada lebah artinya adalah suatu tempat yang mendatangkan rezeki, pasti akan di datangi oleh banyak orang.

Ada gula ada semut:
  1. beberapa hal di dunia ini amat sulit atau bahkan mustahil disembunyikan.
  2. beberapa hal di dunia ini selalu diikuti oleh konsekuensinya yang mustahil dihindari.
  3. dimana ada kebaikan pasti ada kejahatan.

Ada padang ada belalang
Artinya: Di mana pun kita berada, niscaya ada rezeki.

Ada ubi ada talas, ada budi ada balas: Setiap perbuatan baik selalu ada ganjaran kebaikannya; setiap perbuatan jahat pasti ada balasannya.

B
Badai pasti berlalu artinya segala penderitaan pasti ada akhirnya.

Bagai anak ayam kehilangan induk memiliki arti seseorang yang sangat bingung karena kehilangan apa yang menjadi pendirian hidupnya

"Bagai air dengan minyak" artinya dua hal yang tidak bisa dipersatukan.

Bagai air di daun talas:
  1. ketidakcocokan antara dua orang, seperti air yang ditaruh di atas daun talas akan terpisah
  2. orang yang tidak mempunyai pendirian

Bagai air titik ke batu: sukar sekali memberi nasihat kepada orang jahat.

Bagai anjing beranak enam: orang yang sangat kurus sekali

Bagai api dengan asap:
  1. tak dapat bercerai lagi/selalu bersama-sama
  2. berkasih-kasihan.

Bagai ayam bertelur di padi: seseorang yang menyenangi hidup senang dan mewah.

Bagai bara dalam sekam:
  1. perbuatan jahat yang tak tampak
  2. perasaan yang tersembunyi.

Bagai bulan kesiangan: paras rupa yang pucat (karena sakit ataupun patah hati).

Bagai Bumi dan Langit Hal yang berbeda jauh dan tidak bersesuaian satu sama lain


C
Cabik-cabik bulu ayam: dua orang bersaudara bertengkar, tetapi lama kelamaan berbaikan lagi.

Cacing menjadi ular naga: orang kecil menjadi orang besar.

Cerdik tak membuang kawan, gemuk tak membuang lemak: tidak hanya mengingat kepentingan diri sendiri.

Cium tapak tangan, berbau atau tidak:
  1. periksa diri sendiri dahulu sebelum mengkritik orang lain.
  2. introspeksi diri.

Coba-coba bertanam mumbang, siapa tahu jadi kelapa:
  1. tetap berusaha walaupun peluang keberhasilan tidaklah besar.
  2. bertaruh; siapa tahu bernasib baik.

Dibawa kasur ada duit, Rezeki datang tanpa perkiraan.

Dahulu timah sekarang besi: seseorang yang harkat martabat dan kedudukannya turun.

Dalam laut bisa diduga, dalam hati siapa tahu: isi hati seseorang tidak dapat ditebak.

Dapur tidak berasap: miskin sekali.

Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang: daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati saja.

Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri: bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri.


E
Elok berarak di hari panas: bersenang-senang/berpesta ria baru pada tempatnya bila orang tersebut mampu melakukannya.


Enak lauk dikunyah-kunyah, enak kata diperkatakan: perkataan/nasihat yang baik itu seringlah diulang-ulang supaya terpahami dengan baik.
Enau sebatang dua sigainya: perempuan yang menduakan suaminya; istri yang berselingkuh.

Esa hilang, dua terbilang: terus berjuang/berusaha dengan gigih sampai tercapai tujuan/cita-cita.

F
Fajar menyingsing, elang menyongsong: sambutlah hari dengan semangat berusaha/bekerja yang gigih/kuat

G
Gabak di hulu tanda akan hujan: suatu hal/huru-hara akan terjadi karena sudah tampak tanda-tanda ke arah sana.

Gajah bertarung sama gajah, pelanduk mati di tengah-tengah:
  1. orang-orang besar berkelahi, orang kecil yang menjadi korbannya.
  2. negara berperang, rakyat yang menjadi korbannya.

Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak berarti kebenaran seseorang yang jelas ada tidak dibicarakan namun kesalahan yang sangat kecil dibesar-besarkan.

Gajah ditelan ular lidi: anak orang besar jatuh cinta kepada anak orang kecil/rendah.

Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tinggalkan belang : Orang meninggal selalu meninggalkan hal hal yang baik maupun buruk yang selalu diingat orang.

Gali lubang, tutup lubang:
  • mengambil atau mencari hutang baru untuk membayar hutang yang lama.

Gayung bersambut, kata berjawab:
  1. tak ada pertanyaan/persoalan yang tak dapat dijawab oleh orang arif.
  2. permintaan yang dilontarkan segera dipenuhi oleh orang tempat kita meminta.
  3. setiap orang harus mempertahankan dirinya.

Guru kencing berdiri, murid kencing berlari:
  1. murid biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya, maka guru sebaiknya jangan memberikan contoh yang buruk.
  2. menjadi tokoh panutan di masyarakat/pejabat negeri hendaknya jangan sampai memberi contoh yang buruk.
  3. jika seorang pemimpin berbuat buruk, maka pengikut-pengikutnya akan berbuat lebih buruk daripada yang dilakukan oleh pemimpin tersebut.

H
Habis adat dengan kerelaan, hilang adat tegal mufakat: adat lama boleh saja tidak dituruti apabila ada kata sepakat (tegal mufakat).

Habis manis sepah dibuang:
  1. dibuang setelah tidak dipakai lagi.
  2. sesuatu disimpan pada saat diperlukan saja, dan dibuang jika tidak diperlukan lagi.
  3. selagi masih digunakan dirawat dengan baik, tetapi bila tidak dipergunakan lagi dicampakkan begitu saja.

Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua: meski jasad manusia sudah tidak berbentuk lagi, jika manusia ini pernah melakukan budi baik maka orang lain pasti masih mengingat budi baiknya itu.

Harap akan anak buta mata sebelah, harap akan teman buta mata keduanya: percaya kepada anak sendiri bisa jadi tertipu sedikit, namun percaya kepada teman bisa tertipu sama sekali.

Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan: terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang sudah ada ditangan disia-siakan, akhirnya yang manapun tidak dapat.

Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan: terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang sudah ada ditangan disia-siakan, akhirnya yang manapun tidak dapat.

Harimau mengaum takkan menangkap: orang yang mengancam lebih dahulu biasanya tidak berbahaya.

Hari pagi dikejar-kejar, hari petang dibuang-buang: selagi waktu masih banyak tidak dimanfaatkan, ketika waktu sudah tinggal sedikit barulah kalang-kabut.

Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai: ingin mencapai sesuatu, sayangnya syaratnya untuk itu tidak ada atau tidak dipunyai.

Hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicecah: hasil yang diperoleh dibagi sama, bila diperoleh banyak maka sama-sama mendapat banyak, bila sedikit maka sama-sama sedikit pula.

Hati gatal, mata digaruk: sangat ingin, tetapi tak mempunyai syarat untuk mendapatkan keinginan tersebut.

Hemat pangkal kaya:

  1. Orang yang selalu berhemat akan menjadi kaya.
  2. Bila ingin kaya, hendaklah berhemat. Bila bersikap boros hanya akan menambah hutang.

Hidung dicium pipi digigit:
  1. kasih sayang semu.
  2. pura-pura.

Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah
Artinya:
  1. Orang yang hidup di suatu tempat harus mematuhi norma yang berlaku di masyarakat.
  2. Setiap orang harus menaati adat selama hidupnya dan ingat bahwa ia akan mati.

Hidup enggan mati tak mau: hidup yang sangat menderita, misalnya: melarat karena sangat miskin atau sakit-sakitan terus.

Hidup seperti anjing dengan kucing:
  1. Kehidupan yang selalu diisi dengan pertengkaran/perselisihan.
  2. Kehidupan yang tidak pernah tenteram.
  3. Seseorang yang bertengkar terus-menerus.

Hidup tolong-menolong, sandar-menyandar: orang yang hidup seharusnya saling bantu membantu.

Hujan tak sekali jatuh, simpai tak sekali erat: kerja itu harus berangsur-angsur, takkan selalu dapat selesai sekaligus semuanya.

Hujan turun, kambing lari:
  1. suatu ungkapan untuk mengakhiri suatu kisah/dongeng.
  2. habis cerita.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Karya Nunukan Empat