Selasa, 30 Januari 2018

Ujian Saringan 3 X

Ujian Saringan Tiga Kali

Di zaman Yunani kuno, Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijaksanannya yang tinggi.

Dikisahkan bahwa pada suatu hari seorang pria berjumpa dengan Socrates dan berkata, “Tahukah anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman anda?”

"Tunggu sebentar,” jawab Socrates. “Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin anda melewati sebuah ujian kecil. Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Kali.” “Saringan tiga kali?” tanya pria tersebut. “Betul,” lanjut Socrates.

“Sebelum anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Kali.” “Saringan yang pertama adalah KEBENARAN. Sudah pastikah anda bahwa apa yang anda akan katakan kepada saya adalah benar?”

“Tidak,” kata pria tersebut,”sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada anda”.

“Baiklah,” kata Socrates. ” Jadi anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak.” “Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu :KEBAIKAN. Apakah yang akan anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik?”

“Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk”.

“Jadi,” lanjut Socrates, “anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi anda tidak yakin kalau itu benar. Socrates melanjutkan, “Baik, Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya,yaitu: KEGUNAAN. Apakah apa yang anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya?”

“Tidak, sungguh tidak,” jawab pria tersebut.

“Kalau begitu,” simpul Socrates,” jika apa yang anda ingin beritahukan kepada saya tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa Anda ingin menceritakan kepada saya ?”

Sahabatku, Dalam Al Ihya' (Ihya Ulumuddin), Imam Al Ghazali menulis tentang 9 kejahatan lidah, dimana Kejahatan lidah yang pertama menurut Al Ghazali adalah berbicara untuk hal-hal yang tidak perlu.

Nabi saw bersabda, ”Seseorang tidak dianggap mukmin sebelum dia menghindari segala sesuatu yang tidak perlu baginya.” Ciri seorang muslim yang baik ialah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat darinya. Termasuk berbicara yang tidak membawa manfaat.

Tentang hati-hati dalam berbicara, dalam hadist lain diriwayatkan Rasulullah saw berkata, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata kebaikan atau diamlah".

Dalam hadist Muslim diriwayatkan, pada suatu ketika, Nabi saw dimintai nasihat oleh seorang laki-laki: “Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku tentang Islam, suatu perkataan yang aku tidak akan menanyakannya lagi kepada seseorang selain hanya kepada engkau.” Atas permintaan itu pun Nabi saw bersabda: “Katakanlah! Aku beriman kepada Allah kemudian (bersikap) istiqamah.” Belum puas dengan nasihat itu, laki-laki itu pun meminta nasihat lagi kepada Nabi saw: “Ya Rasulullah, apa yang harus aku jaga, setelah itu?” Atas permintaannya itu pun Nabi saw mengisyaratkan kepada lidahnya sendiri dan berkata: “ jaga ini” (Hadits Shahih riwayat Muslim dari Sofyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi). Dalam tasawuf, salah satu praktek yang harus ditempuh para sufi dalam perjalanan mereka mendekati Tuhan disebut dengan Al-Shumt. Dalam praktek ini, seorang sufi berusaha mengendalikan lidahnya dengan membiasakan diri untuk banyak diam dan mengurangi pembicaraan. Sahabatku, Dari kisah pendek di atas, pesan moral yang disampaikan adalah hendaknya kita berhati-hati sebelum kita berbicara.

Persis ibarat Sebuah panah yang telah melesat dari busurnya dan membunuh jiwa yang tak bersalah, dan kata-kata yang telah diucapkan yang menyakiti hati seseorang, keduanya tidak pernah bisa ditarik kembali. Jadi sebelum berbicara, gunakanlah Saringan Tiga Kali.

Benar seperti ungkapan KH Zainuddin MZ dalam setiap akhir tausiyahnya, “Jika pedang lukai badan, banyak obat bisa dibeli, tapi jika lidah lukai hati, kemana obat hendak dicari”

Sahabatku, mari kita sama belajar untuk mengurangi pembicaraan kita hanya untuk yang bersifat perlu saja dan membawa manfaat.

"Utamakan SEHAT untuk duniamu, Utamakan AKHLAK dan SHALAT untuk akhiratmu"